Selasa, 29 November 2016

HUTANG ANTAR SESAMA TEMAN

Salam sejahtera saya haturkan kepada para pembaca yang diam-diam suka stalking tulisan saya di blog mantan budak idealis ini hehe
(*jumlah viewer menigkat tp saya tak mengetahui siapa saja yg membacanya (terimakasih fans)

karena suatu kesibukan saya yang akhir ini makin padat (tidur-stalking sosmed mantan - dan ngeosib bareng ibu-ibu di sekitar rumah ) menjadikan postingan di blog ini intensitasnya tak sesering waktu pertama kali saya mengudarakanya, dan tentu saja kalian pasti tidak akan perduli dg kenarsisan saya ini muehehehe

kali ini saya akan membahas salah satu pokok perrmasalahan yg sangat akrab di sektor kehidupan manusia, apa itu? HUTANG !!

lantas apa hutang? saya tidak akan menjelaskan secara gamblang pengertian atau istilahnya menurut kamus besar bahasa indonesia, jika belum paham apa itu hutang (kebangetan) silahkan searching sendiri di wikipedia tentang makna dan  arti hutang itu tsb.

melalui pola pikir saya yang saya buat seaneh mungkin cara pandangnya dari orang lain, maka saya akan mengurai ataupun mengobservasi fenomena hutang  dalam kehidupan saya yang paling dekat, yaitu hutang antar sesama teman.

pada dasarnya hutang ini terjadi karena suatu kebutuhan pihak peminjam yang minus dr pendapatanya, atau suatu kebutuhan yang mendesak, ada juga keharusan membutuhkan modal untuk usaha, namun ada juga yang berhutang akibat gengsi yang lebih besar dr status ekonominya.
lalu cara untuk menutupi lubang kebutuhan tsb langkah yang banyak di ambil adl dengan meminjam uang kepada teman dekat, kepepetnya jika tak mendapatkan pimanjaman dr seorang teman maka cara lain spt pegadaian ataupun meminjam koprasi dan bank bisa juga menjadi alternatif, dengan  ketentuaan yg menjadi syarat.

seperti judul di atas maka poin yg akan saya angkat adl hutang antar teman, karena kedekatan saya dg hal tsb baik sebagai peminjam maupun yg meminjamkan, jadi saya sedikit banyak tau tentang hal itu.
sah-sah saja hal tsb di lakukan asal sesuai prosedur yg di harapkan orang pada umumnya, alias tidak merugikan pihak  mana pun.

tapi yang terjadi di lapangan tidak sebagai mana mestinya ( walalupun tidak semua) ngadat atau hutang macet adl rahasia publik, sang peminjam di rugikan karena uang yg tlah ia pinjamkan kepada teman tak kunjung di kembalikan, padahal sang peminjam di saat waktu merasa membutuhkan uang yg tlah di pinjamkanya begitu ingin uang tsb kembali, namun apa daya rasa sungkan tidak enak atau istilah jawanya "rekoh" menjadi tabiat suku kita yg mengatas namakan pribumi,alhasil merugikan orang itu sendiri hehe .

di lain posisi dan keadaan sang peminjam juga akan merasa tidak enak bilamana tak kunjung mengembalikan uang yg tlah dia pinjam, padahal keadaanya memang sedang tidak ada, dan di sisi lain sang peminjam juga tidak enak bilamana bertemu sang teman yg tlah behutang tsb, di hati kecilnya tak ada niat untuk menagih karena posisinya sedang longgar rejeki dan belum membutuhkanya, dan iklas niat menolong sang teman, akward moment disinilah sering terjadi dalam keadaan spt ini, mereka hanya bisa salaing membatin dan saling tidak enak, lucu memang.

yang menjengkelkan adalah ketika kita sebagai pemberi pinjaman kepada salah seorang teman, dan dalam jangka waktu yang cukup panjang, si teman tsb tak kunjung mengembalikan atau nyarutang, namun kita melihat dia sedang memiliki rejeki lebih dengan fakta dia mampu membeli barang yang harganya bisa dia untuk membayar hutangnya kepada kita, atau dengan hal lain spt menggunakan uang untuk bersenang-senang atau kebutuhan yg tidak pokok dan tidak penting, la disini lah relasi hutang antar teman mulai tercoreng dan nama baiknya memburuk.

yang membuat saya miris memandangnya lalu lahirlah istilah jaminan dalam proses hutang antar teman, gilak men disini sesama individu yg saling kenal bersedia memposisikan diri mereka spt nasabah bank/koperasi atatu client pegadaian yang mengharuskan mereka menyetujui sarat-sarat yg begitu tabu jika di lakukan oleh 2 orang manusia yg saling mengenal baik.
dan sang pemberi hutang juga merasa fine-fine saja memberi penawaran tsb.
dan yang membuat makin menyedihkan hal yang harusnya tabu tsb makin marak dan di anggap lumrah di lingkungan saya.
namun semuanya pasti ada sebab akibat yang mebuat proses konyol tsb membudaya.
yaitu hilangnya kepercayaan antar sesama teman, kenapa bisa menghilang kepercayaan yg mahal harganya tsb? pasti ada satu pihak (kebanyakan peminjam) tak menjaga amanah yg di berikan kepadanya.
spt hal-hal di atas, tak kunjung mengembalikan padahal posisinya sudah mempunyai materi lebih untuk melakukanya mungkin salah satu penyebabnya, yg lebih parah adalah tak mengembalikan hutang yg tlah dia pinjam, tak jarang saking ndablek atau keras kepalanya seorang peminjam maka teman di pihak pemberi pinjaman sampai membuang rasa tidak enaknya dengan menagih secara langsung, la disini hubungan antar teman bisa saja memburuk jika salah satu di antara keduanya tak lagi memiliki kesadaran.

lantas bagaimana fondasi tolong menolong dalam tradisi hutang  kembali spt semula selayaknya seorang sahabat yg mengulurkan bantuan kepada partrnernya?
benahi kepercayaan yg tlah di runtuhkan, tata ulang kembali dr awal dengan kekuatan yg kokoh bernama amanah, berpikir positif dan berperilaku rendah diri, jaga-jaga bilamana suatu hari nanti kita membutuhkan bantuan seseorang khususnya teman sendiri, buang gengsi dan ego yg sedari lama sudah di beri makan dengan lauk bernama kesombongan!
hutang piutang memang sangat tidak di anjurkan, namun jika terpaksa boleh-boleh saja asal tanggung jawab agar tak timbul budaya yang seharusnya sangat tabu jika terjadi, bagi pihak yang memberi pinjaman juga jangan kolot jika memang ada berikanlah bantuan, jangan mengharapkan barang jaminan atatu uang imbalan, tulus iklas bukankah menyenangkan?








ayolah ciptakan rasa yang benar-benar manusia, tanpa pandang bulu yang benar - benar memanusiakan manusia


*cukup sekian tulisan kali ini tentunya perlu yang banyak sekali yang perlu di benahi disana sini, karena deadline di bulan november ini belum lekas menulis satu artikel pun, maka di akhir bulan yang serba mepet ini saya paksakan menulis sekaligus curhat dalam keadaan yang sungguh terburu-buru.

DATANG PAS BUTUHNYA DOANG

Sedikit meluapkan tentang apa yg sudah lama saya resahkan. Menyoal relasi antara manusia dengan manusia Tentang realitas yang banyak terj...