Jumat, 08 Juni 2018

LORD GONDES






Rambut pirang kulit hitam, istilah jokes jaman dulu LKMD (Londo Kok Mung nDase)

Semakin kesini istilah gondes bercabang menjadi banyak makna
Yg tadinya hanya di tujukan untuk orang-orang kampung, namun sekarang semua bisa mendapat gelar tersebut, asalkan kampungan maka cap gondes berhak di sandang, dan tidak semua anak kampung itu gondes, karena yg tinggal di daerah kampung belum tentu kampungan, begitupun sebaliknya!

Bagi saya pribadi anak racing yg motornya di modif berantakan karena minimnya budget dan gayanya yg udah kebelet, sok jadi pembalap di jalanan umum, mereka adalah kaum yg paling dekat dengan istilah ini.

Memang banyak kategori lain, namun karna seringnya melihat atau bersinggungan secara langsung, maka mereka adalah object yg pas untuk mengisi isi thread ini.

Entah udah janjian dengan sesama jamaahnya atau gimana, khusunya di banyak daerah sini, nggak tau kalo di daerah kalian, yg namanya anak racing atau motor selalu identik dan khas dengan rambutnya yg sok garang, mowhak ala-ala gangster, kalau nggak ya tipikal rambut gori (GONDRONG MBURI)
Tak lupa cat warna-warni pada rambutnya, hingga ada yg seragam dengan warna motornya.
Keren sih (bagi mereka dan para kimcilnya)`

Kalo soal rambut nggak bisa di pukul rata, banyak juga kok yg mau di semir atau dicat model apapun tetep aja keren, entah itu bawaan penampilan yg berkharisma atau apa, kita ambil contohnya david beckam.
tp sayang beckam bukan anak racing ya.

Bagi kami para tukang gibah, mereka (anak racing) dan gayanya adalah bahan yg sangat empuk untuk di jadikan bahan lawakan.
trimakasih ya sudah membuat tongkrongan kami penuh dengan gelak tawa hehe

Mereka ini punya kegiatan yg absurd bin random, nongkrong nggak jelas di pinggir jalan, bukan ngopi, cuma motor di standar tengah lalu ngeliatin para pengendara lalu lalang, motivasinya apa coba?
Mengelompokan diri berkoalisi dengan yg satu frekuensi? Ntah ya
Lalu ngeluyur tanpa tujuan dengan knalpot murahan berisiknya yg membuat para pendengarnya menderita.

Di lihat dari segi usia, mereka ini tergolong masih remaja, smp-sma atau 20an tahun lah paling mentok.
Gini nih dek, kalau kalian anggap naik motor ugal-ugalan itu keren, itu adalah hak kalian, tp hak kami juga untuk merasa terganggu dan risih sekaligus membenci, sekaligus menertawakan juga tentunya.
Mungkin ada baiknya saat ugal-ugalan di jalanan kalian mati sekalian, itu malah lebih bagus, di coba gih saran saya hehe

Kalo tujuanya tebar pesona? mari kita bahas.
kalian mikir nggak para cewe normal yg mayoritas selalu menilai seseorang dari kesan pertama, akan kagum dan terkesan dengan tingkah urakan yg kalian pamerkan?
Kalau anggapan kalian seperti itu, kasian orang tua kalian yg udah habis duit banyak malah hasilnya justru produk gagal.
Secara tidak langsung dengan sikap dan tingkah laku yg norak itu, sudah membuat citra kalian menjadi buruk, stempel anak nakal tak bisa di andalkan lagi ketika tak di barengi dengan kecerdasan otak yg mumpuni.
Percayalah lebih terhormat anak yg di cap cupu tp tak pernah merugikan dan mengganggu lingkungan sekitar.

Apalagi saat bulan ramdhan populasi gondes ini meningkat tajam di jalanan, ngabuburit di jadikan panggung dadakan, orang lain sibuk nyari takjil, nih para gondes sibuk cari perhatian.
Tak jarang yg tak menunaikan puasa tapi malah bangga mengumbarnya di jalanan.
Saya pribadi sih tak merasa akan tergoda dengan gaya kalian yg makan minum atau merokok di tempat umum
Juga tak akan menilai kalian secara agama dengan menganggap kalian ini orang penuh dosa.
Tp percayalah stempel norak urakan dan kampungan dari hal semacam itu tak bisa kalian sangkal dari banyak pandangan.

Budaya lain yg identik dengan mahluk macam ini yaitu ketika ada keramaian, mereka langsung pada keluar dari sarangnya, khusunya orkes dangdut dan sejenisnya, pokoknya keliatan banget kalo kekuranangan hiburan, asalkan gratis mah berangkat, bonceng bertiga biar lebih ngirit di ongkos, nggak pake helm biar semakin dekat dengan Tuhan.
Tak ada yg salah dari kegiatan nonton acara begituan, lagi-lagi itu hak kalian.
Tapi tingkahmu yg sampah itu lhooooo
Kebut-kebutan membahayakan pengendara lain, bleyer knalpot nggak jelas, bikin polusi suara!
Lalu alcohol murahan tak lupa di tenggak, yg kalian pikir nuansa keren akan semakin mudah di sandang.
GOBLOK !
Dan setelah itu timbulah keributan dari mabuknya kalian, percayalah kami yg normal memandang kalian itu adalah hal yg menjijikan !
Tak jarang terjadi perkelahian setelahnya, maen keroyok karena permasalahan sepele, tawuran karena hal yg seharusnya tak perlu terjadi saat melihat acara yg kalian anggap sebagai panggung eksistensi!
Jatuh korban kemudian lari
Di tangkap polisi dan nangis seprti banci!

Salah ketika langsung menghakimi kalian untuk langsung mempunyai pola pikir dewasa
Memang harus secara perlahan
Tp miris juga ketika hal2 yg bisa merugikan orang lain dan diri sendiri justru malah kalian banggakan.

Maka dari itu memang perlu adanya tamparan
Entah itu dari omongan orang atau pengalaman pahit yg suatu saat nanti pasti akan perih tembus ke hati kalian.
Memang benar kalian anak remaja yg haus akan pengakuan. dengan darah yg sedang mudahnya untuk membara.
Mungkin nakal adalah cara termudah untuk mendapatkanya.
Prestasi tak punya, harta tak ada
Lalu kalian terjerembab ke jalan yg sesat.

Banyak kok yg nakal tapi tak di umbar
Banyak kok yg pengen seneng-seneng tp masih mikir gimana caranya nggak merugikan orang lain dan diri sendiri.
Please lah nakal sewajarnya anak se-usia kalian, mau gimana kalo nakalnya remaja ini di bungkus menggunakan cara elegan dan sesuai ukuran, nantinya masih mudah di kendalikan.
Jangan sampe nakalnya kalian malah membawa kalian ke jurang kriminal.

Mumpung masih remaja belum jadi tua
Kesempatan untuk berbenah masih ada
Hentikanlah tingkah lucu itu
Pandangan buruk dari orang-orang hanya kalian yg mampu meredamnya
Jangan sampai di usia yg sudah bukan masanya kalian masih jadi manusia memprihatinkan.
Karena kalo umur udah tua, namun kelakuan masih GONDES, itu bisa di simpulkan bahwa masa muda kalian tidak terselamatkan.
Nakal boleh goblok jangan !

Jadilah ALAY pada waktunya.

Kamis, 07 Juni 2018

Omong kosong WISUDA abad ini

Suatu hari seorang ponakan yg masih PAUD dan temanya yg duduk di bangku TK berceloteh bahwa besok mereka akan melaksanakan wisuda
Whatefuck !

Memang dalam era ini acara semacam wisuda sudah di amini menjadi kegiatan umum
Dimana setiap jenjang pendidikan selalu di akhiri dengan acara wisuda.
Kalo kamu bersikap biasa saja dengan fenomena ini bisa jadi kamu adalah bagian dr panitia penyelenggara acara tidak penting ini.
Kalo kamu merasa geli, percayalah bahwa kamu tidak sendiri !

Saya ada di pihak yg menolak keras acara sesakral wisuda di pakai untuk anak yg baca abjad aja belum lancar, mewarnai masih belum rapi, buang air masih di cebokin.
Selain nggak ada faedahnya juga terselip mudharat di dalamnya.

Sebelum emosi saya meledak-ledak
Mari kita bahas arti kata wisuda itu sendiri
Arti kata wisuda dalam KBBI adalah persemian atau pelantikan yg di lakukan dengan upacara khidmat.
Tentunya untuk mencapai fase itu di butuhkan perjuangan yg tidak sedikit, proses yg tidak mudah, perjalanan dunia perkuliahan yg panjang dan menyita tenaga juga pikiran ++ biaya yg banyak.
Lalu proses pengerjaan skripsi atau tugas akhir dengan segala drama di dalamnya.
Makanya tidak heran para orang tua akan bahagia bukan main ketika anaknya bisa memakai toga di acara wisuda (READ: mahasiswa).

Namun sayang sekali makna tersebut sekarang sudah jauh melenceng dari filosofi awal wisuda yg begitu megah dan skaral.
Manfaatnya apa sih dr anak kecil yg melangsungkan acara wisuda?
Bisa di pakai buat ngalamar kerja gitu? Sebagai syarat lisensi bahwa dulunya waktu masih orok saya di wisuda lho
Alah fana!

Kenapa nggak kaya dulu aja acara perpisahan selayaknya perayaan anak seumuran mereka?
Nyanyi lagu anak-anak dengan hiasan balon warna warni memenuhi ruangan, lalu makan soto dan snack yg di sediakan hingga kenyang.
Lalu foto-foto dengan pose lugu yg begitu jauh dari kata formal.

Tanyakan pada hatimu wahai kalian para orang dewasa, bukankah bagusnya memang demikian? Barometer kebahagiaan anak kecil begitu sederhana, jangan di perumit dengan regulasi standar orang dewasa, apalagi si jaman sosial media seakan eksistensi sejajar dengan agama! Anak kecil tak membutuhkan itu semua !

Lalu di lihat dari segi biaya,bukanya acara semacam wisuda menambah pengeluaran orang tua?
Iuaran sewa gedung , lalu pergi ke salon untuk dandan layaknya putri dan putra yg baru saja mengharumkan nama bangsa dan negara, bagiku itu lebay!
Lebih berlebihanya lagi bahkan para si wali dari anak2 ini nggak mau kalah dari anaknya, ikut dandan kek acara resepsi pernikahan, dobel kan biayanya !

"Ya tak apa toh acara semacam ini nggak tiap tahun ada"
Okay fine bagi mereka yg dari kalangan orang berada, tp jangan menutup mata terhadap keluarga yg dr kalangan menengah?
untuk biaya seragam dan spp lalu uang saku harian  anaknya saja mereka sudah susah payah, malah-malah sekolah menganjurjan untuk turut serta dalam acara unfaedah ini !
Berasa di cekik biaya hidup, membengkak kebutuhan mereka, kan kasian.


SD SMP SMA juga sama
Seakan kurang afdol kalo nggak ada acara wisuda
Antara sekolah satu dengan sekolah lain bersaing nyewa gedung yg lebih bergengsi, mereka nggak mikir dari persaingan itu ada golongan yg di buat kesulitan.
"Bergengsi katanya", omong kosong macam apa ini? Saat sudah terjun ke dunia kerja tak ada sejarahnya kalian akan di interview dulu perayaan wisuda di gedung apa!

Mana perpisahan jaman dulu yg begitu keren dan jauh dari kata membosankan?
Pensi sekolah merangkap jadi satu acara perpisahan, para siswa bersaing dengan karya, berlatih tampil berani di depan umum, acara parade band, group vocal atau festival kesenian  yg menyenangkan?
Bukanya closing yg demikain lebih bermanfaat dan lebih berkesan?


Sekian

DATANG PAS BUTUHNYA DOANG

Sedikit meluapkan tentang apa yg sudah lama saya resahkan. Menyoal relasi antara manusia dengan manusia Tentang realitas yang banyak terj...