Kamis, 21 September 2017

Etika Bertamu dalam tanda kutip

Pengertian bertamu adalah berkunjung ketempat kediaman orang lain. 
Adapun maksud dari kunjungan itu biasanya karena adanya suatu keperluan. 
Bertamu dengan maksud yang baik termasuk kedalam kategori silaturahmi

Berbicara tentang etika bertamu, tentunya ada dua pihak di dalamnya, sang pemilik rumah dan pengunjung.
tuan rumah yang baik akan menyambut dengan hangat, dan tamu yang sopan akan berkunjung dengan santun.
kolerasi di antara keduanya sangat berpengaruh terhadap terciptanya suasana kondusif ketika keduanya duduk di depan satu meja.
obrolan akan mengalir bak dua sahabat yg tengah melepas rindu, atau kikuk seperti dua manusia yg baru saja di pertemukan tanpa chemhistry di dalamnya .

Tulisan yang akan saya muat bukan menyoal tentang etika bertamu secara  gamblang, secara spesifik tulisan ini akan menguraiakan tentang berkunjungnya hati seseorang kepada hati  lawan jenisnya`

sedikit bertele-tele dan njlimet memang, tinggal ngomong aja si a lagi suka sama si b, tp malah muter-muter (semoga muternya jelas) hehe

Tapi beginilah seninya dalam tulis menulis, ada tikungan, ada turun dan tanjakan, ada juga gelombang sebelum sampai pada pokok permasalahan.

Menyimpulkan dari pengalaman pribadi dan juga referensi yg bersumber dari cerita teman-teman yg pernah sharing, ternyata fenomena bertamu ke hati yg baru dan tidak sesuai ekspektasi sedang banyak di alami, atau memang sedang tren? hehe
paling tidak mungkin setiap orang pernah mengalami, kalah sebelum berperang, tumbang sebelum jadian hahaha

Analoginya begini, kita bertamu, pemilik rumah menyambut, mempesilahkan duduk, di buatin minum dan hal hal lain yg membuat kerasan, maksud dan harapan utamanya seperti itu.
tapi yg banyak terjadi justru sebaliknya, para kaum hawa ingin para pria masuk ke hatinya, tapi tidak mempersilahkan duduk, apalagi membuatkan minum, mereka ingin di selami, tapi tak ingin di miliki.

Efek dari itu semua banyak hati yg runtuh saat pulang dengan bekal kekalahan, sudah di beri celah harapan, begitu hendak masuk di himpit dengan pintu kenyataan. damn !!!
yah mungkin alasan selektif adalah pembelaan masuk akal dari para wanita, dalam memilih pasangan memang harus teliti, tapi yang niat dan datangnya baik-baik juga di sambut baikk baik pula, itu akan lebih fair, daripada sudah di persilahkan masuk tapi tak di suruh untuk duduk, mana mungkin bisa kerasan, karena merasa tak di hargai, lalu terpaksa pergi dengan kekecewaan.

Tidak kah sempat untuk sedikit berfikir, bahwa dari itu semua di belakang akan melahirkan luka, dan lebih mengerikanya lagi menciptakan dendam yg membara haha.

Lalu kalian para wanita di belakang menggunjingkan, membicarakan kekecewaan para lelaki dengan melabelinya "salah siapa keGRan", "aku nggak ngasih harapan cuma sekedar mau temenan aja, kamu sendiri yg terlalu berharap lebih", ah bullshit`
merasa paling benar dan seakan sebuah dosa besar jika merasa bersalah adalah satu paket  dalam diri kalian.

Kalau  hanya ingin berteman nggak perlu juga dengan respons dingin, ketika kami para lelaki ada maksud  lebih dalam prosesnya,itu menyakitkan.
Toh sejak awal juga kelihatan bahwa kedatangan kami bukan hanya sekedar ingin jadi teman biasa,
bisa lah menjaga sikap baik, ibarat menegaskan ke engganan dengan cara yg baik dan tidak menyakiti (banyak protes ya) haha

Usia yang bukan kategori remaja lagi membuat kami berfikir secara matang, bagi para wanita yg kami dekati di usia produktif ini seharusnya kalian merasa beruntung menjadi pelabuhan, yg niatnya akan kami jadikan yg terakhir sebagai teman kehidupan, hahaha

Tapi jika soal HAK di singgung dan di masukan dalam tuisan ini kami para lelaki jelas kalah telak, kewenangan berbuat sewenang-wenang adalah kebolehan mutlak, dan sebenarnya kami bisa saja di paksa untuk bungkam.
tapi yg namanya manusia yg berisikan hati, dimana keresahan lahir dari dalamnya, dan kami juga punya hak untuk menyuarakanya, dan dari itu semua lahir lah tulisan yg sungguh sangat subjective ini.
sedikit memalukan memang, tp apa salahnya mengeluarkan pendapat yg berbau pembelaan ini.
setidaknya di hari depan ini akan menjadi cerita yg akan di tertawakan, dalam keadaan yg lebih membahagiakan (amiin)

Lalu maksud dan tujuan dari tulisan ini apa? menunjukan bahwa ternyata banyak lelaki pemilih yang tidak laku? hahahaha
faktanya memang seperti itu, dunia ini terlalu banyak orang-orang belagu seperti kita yg tak memiliki cermin besar untuk intropeksi.
kadang ada wanita yg sudah membuka pintu, bahkan sebelum kita ada niatan untuk masuk dia mempersilahkan untuk singgah, lalu mempersilahkan duduk, melayani dengan sopan, namun si lelaki atau kita sendiri yg kurang santun, hingga membuat si wanita jengah, bahkan dengan lancangnya kita  pergi menghilang tanpa pamitan, meninggalkan goresan lara, karna kebimbangan.
keraguan dan belum siapnya mental untuk adaptasi dengan orang yg tidak sesuai dengan kategori (imajinasi) menjadi penyebab utamanya, lantas tidak kah kita juga timbal balik untuk berfikir sampai titik itu, jangan-jangan yg di rasakan para wanita juga demikian?

namun biarlah, ini semua adalah proses alam, seleksi yg nyata dalam menemukan yg benar-benar terbaik, untuk kita dan juga menurut Tuhan, hingga suatu saat nanti jodoh ditemukan, entah lewat proses yg kompleks, atau di temukan di sela-sela kesibukan yg sebenarnya sangat mudah untuk terjamah, lalu ia akan berkata : KENAPA BARU TEMUKAN AKU?








DATANG PAS BUTUHNYA DOANG

Sedikit meluapkan tentang apa yg sudah lama saya resahkan. Menyoal relasi antara manusia dengan manusia Tentang realitas yang banyak terj...