Jumat, 30 November 2018

Fase Quarter life crisis

Suatu ketika saat sedang menunaikan kewajiban sebagai anak indie, yaitu menikmati senja dan minum kopi di sore hari, saya termenung dan melamun melankolis.
matahari tenggelam hujan besar turun, makin menjadi-jadi lah perasaan tidak enak muncul ke permukaan.
Dari dalam dada ada yg membatin "kok hidup gini-gini amat", gairah muda yg harusnya tengah berkobar dengan besarnya justru hilang, yang terjadi justru sebaliknya.
Seusai sholat magrib kembali lah saya pada rutinitas yg itu-itu saja, scroll timeline berbagai platform sosial media
Di tengah kebosanan Secara tidak sengaja bertemu lah saya dengan suatu artikel, sebagai pribadi yg pamrih ingin di anggap sebagai orang pintar otomatis saya baca dong artikel tersebut.
Dan isinya ternyata sangat relate alias berkaitan dengan apa yg saya alami.
Judulnya seperti  header tulisan ini yaitu

Bukanya tidak mau menyertakan sumber, tp saya benar-benar tidak ingat, namun secara garis besar masih begitu membekas dalam pikiran saya dan akan saya bahas dalam lanjutan tulisan di bawah ini.


Usia 18+ tahun
°Galau atau serba dilema sama hidup
°Bingung sama apa yang di inginkan dalam hidup
°Berasa bosen banget dengan hidup yang gitu-gitu aja
°Khawatir tentang masa depan
°Mempertanyakan keputusan hidup yang diambil

Ketika seseorang mengalami beberapa hal di atas atau yang lebih parah menjalani semuanya, maka yg sedang di rasakan tersebut bernama fase quarter life crisis.
Entah riset studi darimana atau entah siapa yg membuat penelitian tentang hal² tersebut, yang jelas saya dan banyak sudah mengamalkan saran dari artikel tsb untuk pencegahanya dan terbantu karenanya.

seseorang yg tengah berada dalam fase quarter life crisis ini tidak sendirian, ada banyak manusia di  berbagai belahan dunia dengan usia 18++ tengah dan pernah  mengalaminya.
Dan banyak orang yang sudah lolos atau melewati masa-masa ini dengan baik-baik saja.
Artinya masa ini memang benar adanya dan mayoritas mengalaminya, jadi nggak perlu khawatir berlebihan dengan fase ini.
Saya dan banyak teman-teman saya adalah satu contoh produk yg tengah mengalami fase ini, apa kami khawatir? Iya dan tidak!
Lantas apa yg kami lakukan?
-Hal pertama yg perlu di lakukan adalah sharing, mengeluh bersama menertawakan hidup pahit yg sedang di hadapi, nama lainya kami sering menyebutnya berdamai dengan diri sendiri.
Karna bagi kami level tertinggi dari tumbuh dewasa adalah menertawakan kesialan nasib, selain lucu dan melegakan, sakit karna melihat orang-orang yg lebih berhasil menjadi terobati, bahkan berubah jadi komedi tingkat tinggi.
Jangan memilih jalur sok bijak untuk bertahan, selain palsu dan menyakitkan sok bijak tidak bisa menciptakan tawa pecah yg membuat perasaan jadi riang.
Sesekali sharing dan diskusi dengan orang yg lebih dewasa juga di lakukan, mengambil apa yg pas jika memang sesuai di aplikasikan, dan hanya haha hihi dengan sopan bilamana petuah yg di sampaikan tak sesuai dengan problematika yg di rasakan.
Toh masalah tiap orang berbeda-beda, zaman juga berubah, kadang apa yg orang yg lebih tua katakan tidak sinkron dengan apa yg generasi sekarang rasakan.
Namun semua tidak ada yg percumah, tiap secangkir kopi dalam tiap obrolan adalah salah satu contoh simbol dari mahluk sosial.
-Kedua adalah bersyukur, walaupun sering mengeluh tertawa saat tengah bersama tp ketika sendirian bersukur harus tetap di lakukan, setelah usaha dan upaya di tunaikan kemudian sadarlah tentang garis hidup yg sudah di tentukan oleh Tuhan.
-Stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain yg tidak aple to aple, ubahlah sudut pandang.
ketika ada orang yg berhasil merintis sesuatu dari bawah apresiasi hasil kerja kerasnya, ini motivasi untuk diri sendiri bahwasanya tidak ada yg tidak mungkin ketika Tuhan berkata jadilah maka jadi.
Tp ketika menyaksikan seseorang yg di puncak karna background besar atau faktor x di belakangnya tak perlulah untuk cemburu, menggerutu lah! karna itu wajar, memang tak merubah keadaan tapi daripada senyum palsu itu tak baik untuk kesehatan haha.

Dari artikel yg saya baca garis besarnya seperti di atas barusan, dan beberapa point ringkas lainya akan di lanjutkan di bawah ini
-jangan pernah bilang seandainya dan seharusnya ke diri sendiri, selain menjatuhkan semangat dan menciptakan penyesalan, hal itu tidak ada gunanya.
-Perbaiki sesuatu yg masih bisa di ubah, terima apa yg sudah terjadi dan tak bisa di rubah, hidup tak akan menunggu kebangkitan seseorang, berusaha mengejar sekarang atau gagal tanpa mencoba melakukan perlawanan (semua orang sih berharap hasil yang berhasil).
-Tata ulang tujuan hidup, buat agenda hal-hal penting yg harus di lakukan, hal yg belum sempat di laksanakan dan buat target semampunya, jangan memaksakan, berusaha keras sangat di anjurkan namun sekedar saran tetap berpegang teguh pada realitas kehidupan.
- Miliki hobi atau rutinitas, intinya buatlah kegiatan jangan terlalu sering diam, karna apabila terlalu nyaman diam yg ada malah melamun yg berimbas pada diri sendiri untuk melakukan hal-hal negatif, alkohol, narkoba, sampai bunuh diri
Toh nggak asik banget masa kalah ama kehidupan ampe gantung diri 😂


Hidup itu bagaikan posisi bercinta
Kadang di atas kasang di bawah
Peribahasa diatas tidak ada artinya, biar terlihat agak banyak aja tulisannya

DATANG PAS BUTUHNYA DOANG

Sedikit meluapkan tentang apa yg sudah lama saya resahkan. Menyoal relasi antara manusia dengan manusia Tentang realitas yang banyak terj...