Jumat, 31 Maret 2017

Single Fighter

judul sanggup mengecoh, begitu yang sedang terjadi saat ini, dimana berita hoax sedang menjadi ancaman media pers Indonesia (kalo di lanjutin bisa nyrempet ke pilkada nih)
seperti judul artikel ini yg yg kalo di telan secara mentah  bisa membuat presepsi seseorang akan mengarah kepada jomblo  :D
namun tak seperti itu, saya akan membahas arti lain dari kalimat single fighter tersebut :)

Mindset kebanyakan orang terhadap seseorang yg menyandang gelar "amnak tunggal" sungguh sangat kejam, ia di judge sebagai pribadi  yg di manjakan, di sayangi secara berlebih dan mendapatkan segala sesuatu yg di inginkan seperti meniup debu di atas meja (mudah).

setelah melewati proses yg cukup panjang dan melelahkan, sampailah aku di titik dimana aku bisa mengobservasi hal-hal yg selama ini aku alami.
yg tak lain dan tak bukan aku adalah si anak tunggal, si lemah yg hidupnya menyenangkan!

masyarakat banyak tlah di doktrin oleh sebuah dongeng yg melegenda yg inti dari ceritanya adalah "dimana ada anak tunggal disitu ada kemakmuran", sepaket dengan kejayaan dan hal-hal dunia yg sangat menyenangkan bila di perbincangkan!

namun faktanya?
BENAR! demikian memang, tak ada yang salah daripada suara mayoritas yg secara berjamaah mengaminkan kisah klasik seperti di atas.
jika? jika orang tua sang anak tunggal tersebut adalah seorang saudagar kaya raya, seorang pejabat yang berkuasa, intinya mempunyai basic yg kolerasinya dengan harta benda dan tahta.

lantas bagaimana anak tunggal yg di suratkan lahir oleh takdir tidak dalam kondisi keluarga yg demikian??
tak ada yg tertarik memang, hingga suaranya begitu lirih nyaris tak terdengar!

jauh dari yg dikira dan di nilai orang kebanyakan, faktanya menjadi anak tunggal tak selamanya menyenangkan.
itu semua bisa terjadi (tak selalu bahagia) di karenakan faktor ekonomi yg memang dari golongan menengah kebawah, maka dari itu saya akan bongkar dan tuangkan dalam tulisan ini, unek-unek yg selama ini memang mengganjal!

aku anak tunggal, mau apa saja di turuti?
tak benar, karena lahir dari keluarga yg mempunyai background "kurang mampu" dalam hal finansial saat kecil membuatku tak selalu mendapatkan apa yang aku inginkan.
kadang sesekali aku berusaha sendiri untuk memuaskan  hal yg semua anak-anak  kecil dominasi, yaitu EGO.

aku anak tunggal dan aku di manjakan?
tak benar, kehiduapanku keras, tak mudah, memaksaku untuk sedikit kepayahan dalam bertumbuh besar!
bahkan kala ketika begitu lelahnya aku sering menyalahkan semuanya, keadaan, orang sekitar, diri sendiri, bahkan Tuhan.
aku lemah dan aku lelah.

anak tunggal dan semua kasih sayang terfokus hanya padaku?
tak benar, sebagai anak tunggal dari keluarga yg tak sempurna (perceraian), aku di asuh oleh ibu seorang diri , yg mana memaksa ibuku bekerja bak kepala rumah tangga, karena kesibukanya mencari nafkah sudah banyak waktu sedari kecil hingga beranjak dewasa aku seringkali merasa kurang perhatian.
mungkin faktor itu juga yg mebuat perjalananku menuju dewasa sedikit tak wajar, cenderung nakal berlebihan, liar dan agak brutal hehe
 
anak tunggal, tak ada teman!
ini benar, untuk sekedar berkeluh kesah aku haya punya ibu (di luar lingkup persahabatan).
anak tunggal yg otomatis tak punya kakak atau adik yg bisa kapanpun untuk sekedar berbagi suka maupun duka, banyak orang yang tak sadar akan hal ini, mungkin karena mereka yg berpikiran seperti itu bukan anak tunggal!

namun ahamdzulillah Tuhan itu maha adil, beruntung aku yg tak punya kakak maupun adik namun aku di kelilingi di lahirkan di tengah keluarga yg cukup besar dan solid, walaupun bukan sodara kandung sedikit banyak kehadiran mereka tentunya sangat membatu kelangsungan hidupku, terutama mental dan support dalam bentuk kebersamaan :)

namun detik ini aku menganggap bahwa aku tlah dewasa, aku tak lagi megeluh seperti dulu, merengek menangis menyalahkan banyak hal.
hikmah dari sebuah perjalanan yg tak sebentar tlah membentuku, menciptakan karakter yg aku sendiri mengenali diriku  sebagai seorang hipster aneh dan beda dari yg lainya, tak jarang aku narsis menganggap bahwa aku spesial haha

sebagai anak tunggal yg oleh ibuku di jadikan satu-satuya harapan aku tak akan pesimis untuk memberinya kebahagiaan, mungkin aku tak pernah akan bisa membalas semua jasanya, namun setidaknya aku tak akan mengecewakanya, dan selalu berusaha maksimal untuk mendekati target yg di jadikan impikanya. amiin.

dan yang terakhir hikmah dari sebuah pola pikir yg tlah lama aku garap dalam banyak lamunan dan renungan dan hingga saat ini menjadi tulisan, lalu tercipta sebuah sudut pandang yg baru dan mencerahkan.
aku tak menyuaki terlahir sebagai anak tunggal, namun aku bersukur terbentuk menjadi si kuat yg selalu maju walau sendirian.

THIS IS SINGLE FIGHTER!!







DATANG PAS BUTUHNYA DOANG

Sedikit meluapkan tentang apa yg sudah lama saya resahkan. Menyoal relasi antara manusia dengan manusia Tentang realitas yang banyak terj...