Kamis, 07 Juni 2018

Omong kosong WISUDA abad ini

Suatu hari seorang ponakan yg masih PAUD dan temanya yg duduk di bangku TK berceloteh bahwa besok mereka akan melaksanakan wisuda
Whatefuck !

Memang dalam era ini acara semacam wisuda sudah di amini menjadi kegiatan umum
Dimana setiap jenjang pendidikan selalu di akhiri dengan acara wisuda.
Kalo kamu bersikap biasa saja dengan fenomena ini bisa jadi kamu adalah bagian dr panitia penyelenggara acara tidak penting ini.
Kalo kamu merasa geli, percayalah bahwa kamu tidak sendiri !

Saya ada di pihak yg menolak keras acara sesakral wisuda di pakai untuk anak yg baca abjad aja belum lancar, mewarnai masih belum rapi, buang air masih di cebokin.
Selain nggak ada faedahnya juga terselip mudharat di dalamnya.

Sebelum emosi saya meledak-ledak
Mari kita bahas arti kata wisuda itu sendiri
Arti kata wisuda dalam KBBI adalah persemian atau pelantikan yg di lakukan dengan upacara khidmat.
Tentunya untuk mencapai fase itu di butuhkan perjuangan yg tidak sedikit, proses yg tidak mudah, perjalanan dunia perkuliahan yg panjang dan menyita tenaga juga pikiran ++ biaya yg banyak.
Lalu proses pengerjaan skripsi atau tugas akhir dengan segala drama di dalamnya.
Makanya tidak heran para orang tua akan bahagia bukan main ketika anaknya bisa memakai toga di acara wisuda (READ: mahasiswa).

Namun sayang sekali makna tersebut sekarang sudah jauh melenceng dari filosofi awal wisuda yg begitu megah dan skaral.
Manfaatnya apa sih dr anak kecil yg melangsungkan acara wisuda?
Bisa di pakai buat ngalamar kerja gitu? Sebagai syarat lisensi bahwa dulunya waktu masih orok saya di wisuda lho
Alah fana!

Kenapa nggak kaya dulu aja acara perpisahan selayaknya perayaan anak seumuran mereka?
Nyanyi lagu anak-anak dengan hiasan balon warna warni memenuhi ruangan, lalu makan soto dan snack yg di sediakan hingga kenyang.
Lalu foto-foto dengan pose lugu yg begitu jauh dari kata formal.

Tanyakan pada hatimu wahai kalian para orang dewasa, bukankah bagusnya memang demikian? Barometer kebahagiaan anak kecil begitu sederhana, jangan di perumit dengan regulasi standar orang dewasa, apalagi si jaman sosial media seakan eksistensi sejajar dengan agama! Anak kecil tak membutuhkan itu semua !

Lalu di lihat dari segi biaya,bukanya acara semacam wisuda menambah pengeluaran orang tua?
Iuaran sewa gedung , lalu pergi ke salon untuk dandan layaknya putri dan putra yg baru saja mengharumkan nama bangsa dan negara, bagiku itu lebay!
Lebih berlebihanya lagi bahkan para si wali dari anak2 ini nggak mau kalah dari anaknya, ikut dandan kek acara resepsi pernikahan, dobel kan biayanya !

"Ya tak apa toh acara semacam ini nggak tiap tahun ada"
Okay fine bagi mereka yg dari kalangan orang berada, tp jangan menutup mata terhadap keluarga yg dr kalangan menengah?
untuk biaya seragam dan spp lalu uang saku harian  anaknya saja mereka sudah susah payah, malah-malah sekolah menganjurjan untuk turut serta dalam acara unfaedah ini !
Berasa di cekik biaya hidup, membengkak kebutuhan mereka, kan kasian.


SD SMP SMA juga sama
Seakan kurang afdol kalo nggak ada acara wisuda
Antara sekolah satu dengan sekolah lain bersaing nyewa gedung yg lebih bergengsi, mereka nggak mikir dari persaingan itu ada golongan yg di buat kesulitan.
"Bergengsi katanya", omong kosong macam apa ini? Saat sudah terjun ke dunia kerja tak ada sejarahnya kalian akan di interview dulu perayaan wisuda di gedung apa!

Mana perpisahan jaman dulu yg begitu keren dan jauh dari kata membosankan?
Pensi sekolah merangkap jadi satu acara perpisahan, para siswa bersaing dengan karya, berlatih tampil berani di depan umum, acara parade band, group vocal atau festival kesenian  yg menyenangkan?
Bukanya closing yg demikain lebih bermanfaat dan lebih berkesan?


Sekian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DATANG PAS BUTUHNYA DOANG

Sedikit meluapkan tentang apa yg sudah lama saya resahkan. Menyoal relasi antara manusia dengan manusia Tentang realitas yang banyak terj...